skip to Main Content

Memiliki sesuatu yang pernah menjadi angan-angan suatu ketika dulu adalah perkara yg paling indah pernah terjadi dalam hidup aku. Tak terjangkal dek akai tak terlintas dek kelipan mata utk mempunyai sebuah rumah syurga buat aku, dia dan anak-anak berteduh. Pasti pesanan kasih sayang akan aku limpahkan buat anak-anakku di rumah ini. 

“Sentiasa tutup semua makanan dengan baik dan kemas andai tidak pasti si cicik bahagia liap liap”

Ceritanya bermula di sini:

Roti tawar itu aku sirami dengan mentega, aku sapukan sampai melimpah agar seluruh permukaan roti tawar terlapisi tanpa terkecuali. Ketika aku menyapu dan meratakan mentega, aku membayangkan betapa indah, sedap dan nikmatnya roti ini nanti kalau sudah siap santapnya.

Permukaan roti akhirnya terlapisi oleh mentega dengan merata. Permukaannya yang tadi berwarna putih kini berwarna kuning berkilat bak emas 916 di kedai emas anuar.

Langkah selanjutnya, tentu saja menaburkan coklat. Bukan sembarang coklat, tapi harus berkualiti dan menepati piawaian tekak aku. Maklum, mulut aku sering tak bisa berkompromi dengan coklat yang murah terutamanya bila berpijak di bumi Langkawi yg bak kata orang syurga coklat.

Satu botol coklat yang sudah terbuka sedikit penutup botolnya pun kemudian aku ambil. Bersiap untuk aku calit agar butiran-butiran coklatnya jatuh berhamburan di atas roti yang sudah siap menunggu mahkotanya.

Tapi chilakoi si jebon kisap.

Bukannya cairan coklat yang keluar, tapi malah cicak kecil yang melompat macam monyet terkena belacan dari lubang bekas coklat tadi.

“Makkkkkkkkk!” Aku melompat tekejut sampai terpanggil mak kepada aku yang bahkan tidak bisa melihat drama aku dan cicak ini.

Padan muka aku kali ni, pesan mak tak pernah aku ingat. Sentiasa ditutupi setiap makanan dengan betol dan cermat. Andai tidak, si cicak akan berteriak gembira tanda kejayaan berkunjung tiba. 

Ternyata sudah beberapa lama si cicak berdiam diri di dalam kemasan limpahan coklat yang memang aku lupa tutup ujungnya dengan rapat.

Nafsu bersantap aku langsung luntur. Gimana tidak, tentu tidak elok kalau aku harus memakan roti tawar bertabur coklat yang sudah dijamah sama cicak.

Kali ini, aku membayangkan, betapa tidak sedapnya kalau harus makan roti tawar dengan mentega tapi tanpa coklat di atasnya.

Aduh, berikan hambamu petunjuk. Mana yang harus aku korbankan? Rasa jijik atau rasa lapar?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *